I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu yang dipraktikumkan dalam praktikum Biokimia Dasar ini
adalah karbohidrat yang merupakan senyawa organik yang kompleks yang terbentuk
jika senyawa organiknya bergabung satu sama lain dalam polimer, yang tersusun
teutama monosakarida. Unit-unit monosakarida yang merupakan polihidroksi
aldehida atau polihidroksi keton bergabung membentuk polimer oligosakarida dan
polisakarida dengan melepaskan air.
Kegiatan praktikum Biokimia Dasar merupakan komponen penunjang aktivitas
perkuliahan. Latar belakang diadakannya praktikum tersebut agar mahasiswa dapat
mengetahui dan mengenal apa-apa saja yang dipelajari di dalam mata kuliah
Biokimia ini. Mulai dari Protein dan Asam amino, Karbohidrat, Lipida sampai
dengan Enzim.
Biokimia adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang
terjadi di dalam zat hidup (sel hidup, makhluk hidup), baik itu mokroorganisme,
tanaman, invertebrata avertebrata, hewan menyusui dan manusia. Dalam hal ini,
dapat kita ketahui bagaimana kumpulan zat hidup bercampur atau bereaksi
menghasilkan zat. yang disebut dengan zat hidup. Dan peranan biokimia ini
adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian,
peternakan, biologi, mikrobiologi, dan yang lainnya, yang erat hubungannya.
Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini banyak ditemukan berbagai macam
metode pengajaran. Dalam mempelajari suatu teori tidaklah cukup jika hanya
dengan mengetahui secara bacaan saja, karena itu semua belumlah cukup sehingga
perlu dilakukan suatu hal yang disebut dengan praktikum.
Adanya praktikum kita dapat
mengetahui apakah teori tersebut benar atau salah, demikian juga dengan teori karbohidrat yang akan
dibahas ini. Karbohidrat merupakan suatu zat gizi yang berfungsi sebagai zat
penghasil energi, dimana pada setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori
energi,
walaupun pada kenyataannya
lemak dapat menghasilkan energi lebih besar. Tetapi karbohidrat lebih banyak di konsumsi oleh masyarakat daripada lemak. Terutama pada negara-negara
berkembang misalnya Indonesia menjadikan nasi yang merupakan sumber karbohidrat
sebagai makanan pokok. Hal ini disebabkan karena sumber bahan makanan
karbohidrat lebih murah daripada sumber makanan lemak. Selain itu karbohidrat
lebih mudah di cerna daripada lemak.
Adapun tujuan dari praktikum dengan
materi karbohidrat kali ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum maupun
khusus dari karbohidrat dan mengetahui klasifikasi karbohidrat. Manfaat dari
praktikum ini adalah kita dapat mengetahui lebih dekat mengenai karbohidrat
mulai dari sifatnya dan klasifikasinya.
1.2. Tujuan praktikum
Pada Peragian tujuannya
untuk mengetahuin terjadinya fermentasi yang dilakukan oleh sel ragi.
Sedangkan pada Uji Peagiaan untuk menguji adanya karbohidrat dari beberapa bahan yang
diuji (secara umum).
Sedangkan pada uji Molisch digunakan sebagai uji mum karbohidat (dapat
digunakan untuk menentukan semua macam karbohidrat
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di
alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka
senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut
sebagai karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari
karbon” merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa
yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat (Tim
Dosen, 2010).
Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2
dan formaldehid dengan rumus CH2O atau HCHO. Dengan demikian suatu
senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja,
tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya (Tim Dosen, 2010).
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat
pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton).
Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan
gugus yang ada pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida
dan polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses
hidrolisis (Tim Dosen, 2010).
Di
negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal dari
karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan oleh Biro Pusat
Statistik, di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah
energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju
seperti AmerikaSerikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata
50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2010).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul
(Almatsier, 2010).
Karbohidrat
sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :
- Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang
sama dengan molekul air, yaitu [C6(H2O)6]
dan [C5(H2O)5];
- Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida
di mana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air [C12(H2O)11];
- Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari
monosakarida
- Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang
dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan
sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah
atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau
keton yang dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).
Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah
ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan
dari gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon,
masing-masing membawa gugus hidroksil (Tim Dosen, 2010).
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas
6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai
atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga
jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang
sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya
hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar
atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan
perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut (Almatsier, 2010).
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa.
Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling
mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik
ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk
ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit
monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat
dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa
terdapat pada empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan
galaktosa (Almatsier, 2010).
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada
empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.
Sorbitol terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari
glukosa. Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien
diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol
adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Secara
komersial, manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol
ini banyak digunakan dalam industri pangan. Sedangkan inositol merupakan
alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan
makanan, terutama dalam sekam serealia. Bentuk esternya dengan asam fitat
menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam usus halus (Almatsier, 2010).
Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida.
Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia
(Murray dkk, 2009).
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas
unit-unit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini
terdapat di dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan.seperti halnya
polisakarida nonpati, oligosakarida ini di dalam usus besar mengalami
fermentasi (Almatsier, 2010).
Untuk karbohidrat
kompleks terdiri atas (Almatsier, 2010):
- Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan
monosakarida.
- Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu
dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida
menghasilkan monosakarida (Tim Dosen, 2010).
Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya
spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida (Sirajuddin dan
Najamuddin, 2011).
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana
ini terutama adalah glukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi
adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati (Almatsier, 2010).
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya
dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain bergantung jenis tanaman asalnya.
Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah
dalam proses pencernaan (Almatsier, 2010).
Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam
makanan. Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa,
glukosa, dan air. Dekstrin maltosa, suatu produk hasil hidrolisis parsial pati,
digunakan sebagai makanan bayi karena tidak mudah mengalami fermentasi dan
mudah dicernakan (Almatsier, 2010).
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat
di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan
otot. Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk rantai lebih
bercabang. Struktur yang lebih bercabang ini membuat glikogen lebih mudah
dipecah. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di
dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui
kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan
disimpan dalam jaringan lemak. Glikogen tidak merupakan sumber karbohidrat yang
penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan berasal
dari hewani dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2010).
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan.
Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena baik amilum
maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan
membentuk koloid dan memberikan warna merah dangan larutan iodium. Pembentukan
glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya
disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa
disebut glycogenolisis (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011)
Mengenai penjelasan tentang serat, akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian
karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Definisi terakhir yang
diberikan untuk serat makanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan
polisakarida dinding sel. Ada dua golongan serat, yaitu yang tidak dapat larut
dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak dapat larut dalam air adalah
selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin,
gum, mukilase, glukan dan algal (Almatsier, 2010).
Pektin, gum, dan mukilase terdapat di sekeliling dan di dalam sel
tumbuh-tumbuhan. Ikatan-ikatan ini larut atau mengembang di dalam air sehingga
membentuk gel. Oleh karena itu, di dalam industri pangan digunakan sebagai
bahan pengental, emulsifer,dan stabilizer (Almatsier, 2010).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut
dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida
bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk
suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila
didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin dan
Najamuddin, 2011).
Adapun fungsi dari
karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):
- Sumber energi : fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena
banyak didapat alam dan harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh
berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi
segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot,
dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan
energi di dalam jaringan lemak.
- Pemberi rasa manis pada makanan :
karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan
disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada
ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis
yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
- Penghemat protein : bila
karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein
terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
- Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat
mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam
beta-hidroksi-butirat.
- Membantu pengeluaran feses :
karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik usus dan
memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur
peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak
air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan
dikeluarkan.
Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak
dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf
pusat. Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari
untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 50-65%
konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya
10% berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2010)
III. MATERI DAN
METODA
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat Praklikum Biokimia Dasar ini mengenai protein dan asam amino,
karbohidrat, lipida, dan enzim dilaksanakan mulai tanggal 11 Maret 2013 pukul 12.00 WIB s/d selesai, yang bertempat di Laboratorium Kimia Dasar ( UMIPA ) Universitas Jambi.
3.2
Materi
Adapun alat dan bahan
yang digunakan pada praktikum biokimia dasar ini adalah
Alat
yang digunakan dalam praktikum karbohidrat, yaitu Pipet tetes yang berfungsi untuk mengambil
suatu larutan, tabung reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan suatu larutan,
rak tabung berfungsi untuk melutakkan tabung reaksi, pemanas air untuk
memanaskan larutan dalam tabung, kaki tiga sebagai tempat untuk meletakkan
tabung elemeyer, bunsen sebagai pemanas, penjepit untuk menjepit tabung reaksi
saat dipanaskan, gelas beker sebagai tempat larutan. Untuk bahannya yaitu
kertas saring, kertas lakmus, glukosa, laktosa, sukrosa, fruktosa, kanji, sari jeruk, sari nenas, sari tebu, sari ubi kayu, santan,
larutan Iodine, Na2CO3, fehling A, fehling B, Asam Pikrat
pekat, HNO3 pekat, Pereaksi Iod.
3.3
Metoda
Adapun metoda yang
digunakan pada praktikum ini adalah :
Prosedur Peragiaan :
Siapkan tabung reaksi lalu masukan larutan
monosakarida, kocoklah sampai terjadi suspensi, lalu masukan suspense tersebut
kedalam tabung peragian. Biarkan sejenak sampai suhu kamar, sehingga terbentuk
CO2. Lalu tambahkan NaOH kedalam suspensi CO2.
Prosedur Uji Molisch :
Siapkan 6 buah tabung reaksi, yang diisi 2 ml bahan
Molisch, lalu tambahkan 2 tetes alfanaftol. Lalu dengan hati-hati tambahkan 1
ml melewati dinding dalam sehingga terbentuk dua lapisan, amatilah lautan
tersebut, apakah berubah warna.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Uji Peragian
Tabel 3. Uji Kelarutan
Sampel
Warna
Keterangan
|
Glukosa
Bening Larut
Fruktosa
Kuning ening Larut
Laktosa
Kuning bening Larut
Sukrosa
Bening Larut
Kanji
Lebih keruh Larut
|
Sumber: Data
Primer Praktikum Kimia Dasar, 2009
Praktikum uji
kelarutan glukosa, fruktosa, sirup, laktosa, madu, sokrosa, kanji larut dalam
air. Hal ini menunjukan bahwa bahan tersebut merupakan gugus monosakarida. Hal
ini sesuai dengan Kartasapoetra (2008), yaitu monosakarida dapat ditemukan dalam wujud
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Sampel apabila
ditambahkan dengan aquades akan membentuk suatu larutan yang mengakibatkan
warnanya menjadi keruh atau jernih berarti sampel tersebut mengandung
karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hawab (2003) yang menyatakan bahwa
suatu senyawa karbohidrat biasanya diakhiri dengan kata sakarida yang berarti
gula (bahasa Yunani) atau dengan kata osa.
4.4. Uji Molisch
Tabel 6. Uji Asam Pikrat
Sampel Reaksi (+/-) Keterangan
|
Glukosa 2 % + Warna
marah
Fruktosa + Warna
merah
Laktosa + Warna
merah
Sari Jeruk -
Warna Kuning
Santan - Warna
Orange
Sari Nenas + Warna
Merah
Sari tebu + Warna
Merah
|
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2009
Menurut percobaan ini glukosa, maltosa dan laktosa dapat
mereduksi asam pikrat menjadi asam pikramat dengan perubahan warna menjadi
merah bata. Glukosa teroksidasi menjadi asam glukonat dan asam pikrat menjadi
asam pikromat jika tereduksi. Asam inilah yang berwarna merah. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fessenden (2003), bahwa reaksi yang positif menghasilkan warna merah.
PENUTUP
Kesimpulan
Karbohidrat merupakan polihidroksi keton
atau polihidrataldehid yang mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Pada uji
kelarutan golongan monosakarida mudah larut dalam air. Sifat kimia dapat diuji
dengan Uji Fehling dan akan terbentuk endapan merah bata, maka karbohidrat
memiliki sifat pereduksi. Karbohidrat sebagai pereduksi diuji dengan Benedict
yang ditunjukan dengan endapan merah bata. Tes asam pikrat terbentuk warna
merah bata menunjukan reaksi positif.
Saran
Adapun saran saya adalah bagi praktikan yang
mengontrak mata kuliah Biokimia selanjutnya diharapkan lebih. Karena dengan
demikian mudah-mudahan pratikum akan berlangsung sesuai dengan apa yang
diharapkan dan mendapat hasil yang maksimal.
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan
lebih disiplin lagi pada saat praktikum berlangsung, dan diharapkan juga
praktikan dapat memperhatikan dan mendengarkan pada saat asdos sedang
menjelaskan atau menyampaikan materi yang akan dipraktikumkan. Selain itu,
praktikan juga harus memahami materi yang akan dipraktikumkan, agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar, serta bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
praktikum dan lebih meningkatkan ketelitiannya dalam bekerja, serta dapat
meningkatkan kekompakan dalam kelompoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar